Friday 24 January 2014

[Review] The Cuckoo's Calling

Judul      : The Cuckoo’s Calling
Penulis   : Robert Galbraith (aka JK Rowling)
Penerbit : Sphere (2013)
Jumlah Halaman : 449

Cormoran Strike, pria Inggris yang, dibandingkan dengan tokoh detektif lain, jauh dari keren. I mean, he's not handsome, he's not rich, bahkan kekasihnya meninggalkan dia untuk pria lain. Sebagai veteran perang yang kehilangan satu kakinya di Afghanistan, alih profesi sebagai detektif swasta tidak membuat kondisi rekeningnya membaik. Ia punya hutang, terpaksa tidur di kantor dan tidak bisa membayar sekretarisnya dengan gaji yang pantas.

Dengan kondisi kesakitan pada kakinya yang diamputasi - dia tidak ke dokter karena alasan keuangan - Strike menyelidiki misteri kematian seorang super model bernama Lula Landry. Semua orang mengira Lula mati bunuh diri, terjun dari apartemennya. Tapi, kakaknya, John Bristow, sangat yakin adiknya dibunuh dan meminta Strike melakukan investigasi.

Cormoran Strike membuat saya agak shock. Jujur saja, saya mengharapkan tokoh yang sedikit lebih wow, seperti Poirot atau Sherlock. Tapi Galbraith justru memberi saya Strike^^

Walaupun begitu, mengikuti perjalanan Strike sangat menyenangkan. Apalagi ketika Galbraith membuka masa lalu Strike sedikit demi sedikit. Saya tidak bisa tidak bersimpati padanya. Despite his conditions, he's a man with a gentle heart.

Adanya tokoh Robin, sekretaris Strike, memberi warna pada buku ini. Sepanjang cerita, saya harap-harap cemas apakah Robin akan jatuh cinta pada Strike. Buat saya, fakta bahwa Robin sudah bertunangan dengan Matthew jadi sebuah boundary. Somehow, jadi males aja kalo komitmen Robin & Matthew jadi berantakan karena Strike. Ugh! Untungnya tidak :)

Then, about the case, udah bisa nebak dikit-dikit pembunuhnya siapa. Tapi semakin ke belakang jadi ragu trus dugaan malah jadi banyak. Buat yang suka penyelidikan dengan tambahan actions mungkin bakal kecewa dengan buku ini, soalnya buku ini murni penyelidikan based on interview (ngga tahu istilahnya apa :p). Menarik melihat Strike mewawancarai orang-orang di kehidupan Lula, bahkan mereka yang sepertinya tidak berhubungan dengan kematian Lula. Sepanjang buku saya harus berusaha konsentrasi agar tidak melewatkan detail-detail kecil yang biasanya jadi sangat penting buat pemecahan kasus. Cukup berhasil, ketika kasusnya dibuka saya cukup jelas dengan logika Strike.

Overall, saya menikmati sisi lain J.K Rowling di buku ini. Walaupun butuh extra efforts karena gaya bahasanya yang menurut saya priyayi banget haha... Tapi lumayanlah, buku ini nambah vocab English saya yang mepet abis :p Seperti di Harry Potter, saya suka dengan deskripsi Galbraith tentang situasi, tempat, dan orang-orang.

Harapan saya cuma satu: semoga Strike makin laku jadi detektif, biar Galbraith cepet nulis kasus-kasus lainnya :)


No comments:

Post a Comment