Friday 8 February 2013

[Review] Namaku Mata Hari


Mesti segera bikin review buku ini biar bisa update progress buat What's in A Name Challenge, hehehe...

Judul  : Namaku Mata Hari
Penulis :  Remy Silado
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tanggal terbit : 12 Oktober 2010
ISBN : 9789792262810
Jumlah Halaman : 560


Seperti novel Remy Silado yang lain, novel ini juga berlatar belakang sejarah. Kali ini adalah masa Perang Dunia pertama, ketika Belanda masih menduduki Indonesia sekitar abad ke-20.

Tercermin dari judulnya, buku ini bercerita tentang seorang wanita bernama Mata Hari, pelacur elite di jamannya yang sempat mengguncangkan dunia internasional karena perannya sebagai double agent Perancis dan Jerman pada masa PD I.

Misi double agentnya tidak terlalu diceritakan mendetail dalam buku ini, karena sebagian besar cerita justru mengenai masa sebelum Mata Hari menjadi pelacur kelas satu. Masa kecilnya di sebuah desa kecil di Belanda, pernikahan tidak bahagia dengan seorang perwira Belanda keturunan Skotlandia, petualangannya dengan berbagai lelaki. Fokusnya adalah waktu-waktu yang dihabiskan Mata Hari di tanah asal ibunya, di Indonesia. Indonesia adalah tempat dimana ia mengembangkan bakatnya : menari, dan ternyata tarian erotis Jawa-lah yang membawa dia menjadi penari yang paling dicari di masa itu, dari Paris, Madrid, hingga Berlin.

Perjalanan hidup yang membawa dia menjadi pelacur adalah gabungan dari dendam dan sakit hati, ambisi akan uang dan popularitas serta hasrat yang tidak terkendalikan. Overall, Mata Hari seperti sedang menjustifikasi pilihan-pilihan hidupnya. Semuanya ternyata bermula di Indonesia.

Oh iya, Mata Hari juga suka membaca, dia menguasai tujuh bahasa, suka sastra, musik dan mengunjungi museum. Hmmm, what an interesting women indeed. Yang paling menarik adalah cara yang dia pilih untuk mati.

Wew!

Sebagai penggemar berat Remy Silado, setelah membaca buku ini saya agak kaget^^ Selain bahwa latar waktu, tempat dan suasana di buku itu dituturkan dengan detail (khas Remy), saya seperti tidak sedang membaca Remy. Hmm, menulis sebuah karakter di buku dengan sudut pandang  'aku' tentu tidak mudah. Tapi Remy seakan bertransformasi menjadi Mata Hari, perempuan, pelacur, ambisius dan bitchy. Hasilnya, saya justru seperti sedang membaca buku harian Mata Hari sendiri.

Dilihat dari tahun terbitnya, ini memang buku lama. Setelah mencari sekian lama (alay!) :p akhirnya diperoleh dengan tidak sengaja di festival buku bulan kemarin, lagi diskon pula :D At least, cita-cita buat mengkoleksi semua buku Remy Silado sudah ada kemajuan, hehe...



Love, 
Dhieta






























No comments:

Post a Comment