**********************************************
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tanggal Terbit : September 2012
ISBN : 9789792288797
Jumlah Halaman : 496
**********************************************
Amba adalah sebuah debut novel. Tapi dengan pengalaman belasan tahun di dunia literasi, Laksmi Pamuntjak meramunya tanpa meninggalkan tanda-tanda keamatiran.
Saya suka cara Laksmi mengolah lokalitas, mulai dari petikan cerita Mahabharata, Serat Centini sampai dengan tembang-tembang yang dulu pernah jadi bahan ajar muatan lokal di sekolah dasar.
Saya juga suka cara Laksmi mengembangkan karakternya seiring waktu yang berjalan. Bahwa manusia tidak statis, itu benar adanya.
Novel ini membuktikan pentingnya sebuah riset, apalagi bagi mereka yang menulis novel dengan latar belakang sejarah. Di novel ini kita akan menemui gambaran Indonesia pada masa demokrasi terpimpin. Ketika situasi politik sedang tidak menentu dan bagaimana setiap warga negara belajar menentukan sikapnya. Sementara itu, di luar sana, di Belanda, di Jerman, di Rusia, di Amerika, perubahan juga sedang terjadi.
Lalu waktu berlalu membawa kita ke masa Orde Baru. Ketika kata-kata PKI menjadi berbahaya dan militer seakan mempunyai seribu mata. Pulau Buru yang seperti Pulau Antah Berantah yang dihuni virus, kini dibukakan begitu rupa. Sebelum ini, saya hanya mengasosiasikan Buru dengan Pramoedya. Saya tidak pernah tahu seperti apa sebenarnya kehidupan disana.
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tanggal Terbit : September 2012
ISBN : 9789792288797
Jumlah Halaman : 496
**********************************************
Amba adalah sebuah debut novel. Tapi dengan pengalaman belasan tahun di dunia literasi, Laksmi Pamuntjak meramunya tanpa meninggalkan tanda-tanda keamatiran.
Saya suka cara Laksmi mengolah lokalitas, mulai dari petikan cerita Mahabharata, Serat Centini sampai dengan tembang-tembang yang dulu pernah jadi bahan ajar muatan lokal di sekolah dasar.
Saya juga suka cara Laksmi mengembangkan karakternya seiring waktu yang berjalan. Bahwa manusia tidak statis, itu benar adanya.
Novel ini membuktikan pentingnya sebuah riset, apalagi bagi mereka yang menulis novel dengan latar belakang sejarah. Di novel ini kita akan menemui gambaran Indonesia pada masa demokrasi terpimpin. Ketika situasi politik sedang tidak menentu dan bagaimana setiap warga negara belajar menentukan sikapnya. Sementara itu, di luar sana, di Belanda, di Jerman, di Rusia, di Amerika, perubahan juga sedang terjadi.
Lalu waktu berlalu membawa kita ke masa Orde Baru. Ketika kata-kata PKI menjadi berbahaya dan militer seakan mempunyai seribu mata. Pulau Buru yang seperti Pulau Antah Berantah yang dihuni virus, kini dibukakan begitu rupa. Sebelum ini, saya hanya mengasosiasikan Buru dengan Pramoedya. Saya tidak pernah tahu seperti apa sebenarnya kehidupan disana.
Kesungguhan Laksmi menggarap novel ini, dan keterbukaan
narasumbernya yang mantan penghuni Buru, memberikan pelajaran berarti
tentang sejarah negeri ini yang tidak pernah diajarkan di buku teks
sekolah. Di buku ini ada sejarah, kisah cinta, puisi, dan ideologi.
Pulau Buru menjadi begitu penting dalam kisah ini. Di Buru, bersalah atau tidak bersalah tidak ada bedanya. Semuanya dalam hukuman. Semuanya seperti sebuah kesalahan, tapi seperti sikap yang akhirnya dipilih Amba ketika dia mencari Bhisma : kadang kita perlu merenungi kesalahan, membongkarnya hingga menyakitkan, sampai akhirnya kita dibebaskan dari pertanyaan dan penyesalan.
Love,
Dhieta
Pulau Buru menjadi begitu penting dalam kisah ini. Di Buru, bersalah atau tidak bersalah tidak ada bedanya. Semuanya dalam hukuman. Semuanya seperti sebuah kesalahan, tapi seperti sikap yang akhirnya dipilih Amba ketika dia mencari Bhisma : kadang kita perlu merenungi kesalahan, membongkarnya hingga menyakitkan, sampai akhirnya kita dibebaskan dari pertanyaan dan penyesalan.
Love,
Dhieta
Sudah luamaaaaa buanget gak baca novel ^^'
ReplyDeleteBaca dong, mumpung masih single hahaha... :p
ReplyDeletekeereenn loh novelnya.. wajib bacaa... mau baca karangannya berikutt..
ReplyDeleteHallo Dhieta,
ReplyDeleteterima kasih ya untuk review buku ini :)
Salam,
LP